Titip Bayi Saat Ujian Skripsi, Mahasiswa Teknik Informatika Unitomo Ini Sukses Lulus Kuliah


Banyak mahasiswa atau mahasiswi yang memutuskan menikah muda saat masih kuliah, punya anak, namun tetap semangat dan sukses hingga lulus dan diwisuda. Salah satunya adalah Evy Nur Ekawati, S.Kom, alumni angkatan 1997, Prodi Teknik Informatika Unitomo. Mbak Evy menikah muda saat masih aktif kuliah sebagai mahasiswi, hamil saat akan KKN, dan bisa foto wisuda bersama anak pertamanya. Bagaimana pengalamannya? Simak hasil wawancara dengan Mbak Evy berikut ini.

Dimulai dari pertanyaan bagaimana proses awal bertemu dengan calon suami dan akhirnya memutuskan untuk menikah. Ternyata saat itu calon suami merupakan alumni dari sebuah pondok yang sama, namun beda angkatan jauh.  Saat bertemu kembali dan dilamar, Mbak Evy langsung setuju. Demikian juga dengan orangtuanya. "Kami bertemu di suatu organisasi baru di beberapa kampus yang berbeda. Tepatnya alumni mahasiswa dari pondok yang sama. Suami alumni pondok 91, dan saya alumni 96. Hampir 7 tahun suami tidak mampu kuliah karena keterbatasan ekonomi dan pertimbangan lain, sehingga terlambat kuliah dan akhirnya kuliah satu angkatan di bawah saya. Ketika suami menyatakan suka, saya langsung menerima dengan logika (tanpa rasa). Kami kenal hanya dalam hitungan bulan dan menikah secara KUA. Orang tua saya langsung setuju saat suami menghadap dan meminta menikah. Prinsip orang tua, asalkan calon mantunya tanggung jawab dan kami tetap kuliah. Walau telah menikah, namun kami sepakat untuk tetap menjalankan perkuliahan kami masing masing hingga selesai. Otomatis saya tetap kos di Nginden, layaknya anak pacaran. Ketemu pun seminggu sekali dan tidak ada temen-teman kampus yang tahu kalau kami sudah menikah resmi di KUA," kata Mbak Evy menjawab sambil tersenyum mengenang awal pernikahannya.

Tentu tidak mudah untuk kuliah sambil hamil dan punya anak. Saat hal ini ditanyakan, Mbak Evy menjawab, "Kendala terbesar adalah saat hamil besar, terpaksa saya cuti satu semester, karena kalau saya ke kampus dengan perut besar, saya tidak yakin semua orang bisa menilai positif. Bisa jadi orang menilai kalau saya hamil di luar nikah." Mbak Evy tidak dapat menahan ketawanya saat membayangkan kemungkinan tersebut terjadi. "Saya menikah tahun 1999 akad KUA dan resepsi tahun 2001 awal. kemudian punya anak tahun 2001 akhir. Masya Allah, Allah Maha mengatur dengan indah perjalanan hidup kami," imbuh Mbak Evy.

Berikutnya pertanyaan apa yang memotivasi untuk bisa tetap lulus kuliah di sela-sela tugas dan kewajiban sebagai seorang istri dan ibu sekaligus. Mbak Evy menjawab, "Unitomo itu bener-benar luar biasa dan beda, karena sangat memudahkan bagi saya. Unitomo menggunakan program pelajaran di awal semester, kita bisa memilih dan mengatur sendiri mata kuliah yang akan diambil. Tentunya dengan aturan tertentu. Ini bener bener memudahkan bagi kami. Saya kebetulan selalu berusaha mengambil 24 SKS. Unitomo memberi kemudahan mahasiswanya memilih kelas sesuai keinginannya. Jadi saya atur ada matakuliah kelas pagi dan kelas sore. Bagi saya yang penting adalah dosennya, sebagai pertimbangan utama adalah agar saya bisa mengambil kuliah maksimum 4 hari dalam seminggu, karena 3 hari lainnya untuk bisnis ini itu, membantu orang tua, dan terkadang membantu mertua."


Pertanyaan terakhir adalah, apa kiat sukses kuliah sambil mengasuh anak. "Saya masih ingat ujian skripsi sambil bawa bayi yang saya titipkan di luar. Pengujinya Pak Choiron, Pak Arief, dan Pak Jatmiko. Dan Alhamdulillah dapat nilai A. Ketika punya anak dan keluarga, menjadi motivasi tersendiri untuk mendapatkan nilai sebaik mungkin. Kita maksimalkan usaha dan tugas kuliah, karena justru ini menjadi tauladan bagi anak saya. Sebagai pendidikan awal bagi anak, walau tidak secara langsung. Kemudian alhamdulillah unitomo tidak pernah membeda-bedakan kami. Saya selalu dapat beasiswa bank dunia dan bank BRI berupa gratis  SPP dan satunya cair langsung. Ini bukti kemudahan yang diberikan Allah. Rizki anak. Riski dan berkah pernikahan. Asalkan kita lalui dengan tawakal dan niat suci. Suami juga selalu mendapatkan beasiswa prestasi dari IAIN Sunan Ampel Surabaya," ujar Mbak Evy di akhir percakapan.

Saat ini Mbak Evy mengabdikan dirinya sebagai guru TIK (Teknologi Informatika dan Komputer) di SMAN 1 Arosbaya, Bangkalan, Madura, dan telah memiliki tiga orang anak.

Demikian kisah alumni Fakultas Teknik kali ini. Semoga bermanfaat bagi yang telah berkeluarga sambil kuliah.

Share this Post